Loading, please wait...
Derby Manchester terakhir Kevin De Bruyne ternyata jauh dari kata manis. Gelandang andalan Manchester City itu tampil penuh saat timnya ditahan imbang 0-0 oleh Manchester United di Etihad Stadium, Minggu kemarin.
Sayangnya, pertandingan yang seharusnya jadi ajang perpisahan emosional malah berjalan datar dan mengecewakan.
Ini adalah penampilan ke-13 De Bruyne di musim ini, dan diberikan karena statusnya yang sudah mengumumkan akan tinggalkan City di akhir musim panas 2025.
Banyak yang berharap ia bisa meninggalkan jejak ikonik di derby terakhirnya—sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya.
Selama 90 menit penuh, De Bruyne tak mampu menciptakan satu pun peluang. Hal ini jadi catatan mengejutkan karena terakhir kali ia tak bikin peluang sama sekali dalam satu laga Premier League adalah 7 tahun lalu, saat melawan West Ham pada April 2018. Sejak saat itu, ia selalu setidaknya menciptakan satu peluang dalam 88 laga berturut-turut.
Jelas bukan akhir yang diinginkan pemain sekaliber De Bruyne untuk derby pamungkasnya.
Meski tak tampil istimewa di lapangan, De Bruyne tetap mendapat penghormatan besar dari lawan, salah satunya dari kapten Manchester United, Bruno Fernandes.
Dalam wawancara pasca-laga, Bruno tak sungkan menyebut De Bruyne sebagai sosok penting dalam dominasi Manchester City selama satu dekade terakhir.
“Kalau City bisa sebesar sekarang, dan United nggak menang banyak trofi selama ini, itu karena Kevin De Bruyne,” ujar Bruno ke Sky Sports.
“Dia udah bikin Premier League jadi lebih seru. Sepuluh tahun di liga ini bukan hal kecil. Gak tahu siapa yang mutusin buat pisah—City atau Kevin—tapi dia tetap kelas dunia, dan saya senang pernah bermain melawan dia,” tambahnya.
Bruno juga menegaskan bahwa De Bruyne akan selalu jadi bagian penting dalam sejarah bukan cuma untuk City, tapi Premier League secara keseluruhan.
Baca Juga: “Manchester City Tawarkan Manuel Akanji ke Real Madrid”
Laga derby ini mungkin tidak akan masuk ke daftar kenangan terindah De Bruyne, apalagi jika melihat kontribusinya yang tak seperti biasanya. Tapi, satu pertandingan kurang greget tidak akan menghapus jejak panjangnya di City dan liga Inggris.
De Bruyne dikenal sebagai otak permainan City sejak bergabung tahun 2015, mengantar klub meraih banyak gelar domestik dan bahkan Liga Champions. Dengan lebih dari 100 assist di Premier League, ia jadi salah satu pengumpan terbaik sepanjang masa.
Kini, pertanyaan besar muncul: apa langkah selanjutnya Kevin De Bruyne? Apakah ia akan ke MLS? Kembali ke Belgia? Atau mungkin mencoba peruntungan di Liga Arab seperti beberapa bintang Eropa lainnya?
Yang jelas, ke mana pun ia melangkah setelah musim ini, De Bruyne sudah mengukir namanya sebagai legenda Premier League, dan kita semua beruntung pernah menyaksikan magi-nya dari dekat.