Loading, please wait...
Real Madrid menerima kabar bahwa Vinicius Junior mendapatkan larangan bermain dalam dua pertandingan La Liga setelah kartu merah yang ia terima saat melawan Valencia akhir pekan lalu. Hukuman ini membuat pemain asal Brasil tersebut absen saat Los Blancos menghadapi Las Palmas di kandang dan Real Valladolid di laga tandang bulan ini.
Namun, hukuman ini dinilai sebagai hasil terbaik bagi Real Madrid karena memastikan Vinicius bisa tampil di ajang Supercopa Spanyol. Meski begitu, keputusan Komite Disiplin Federasi Sepak Bola Spanyol memicu kemarahan dari Leganes, klub yang merasa perlakuan ini menunjukkan standar ganda.
Menurut laporan dari Diario AS, Leganes sangat kecewa dengan keputusan sanksi Vinicius. Klub yang berbasis di Madrid ini membandingkan hukuman dua laga yang diterima Vinicius dengan sanksi empat laga yang diberikan kepada pemain mereka, Oscar Rodriguez. Hukuman untuk Rodriguez diberikan karena insiden serupa dalam kekalahan 5-2 Leganes dari Villarreal bulan lalu. Para pejabat klub dikabarkan "tidak percaya" dengan perbedaan perlakuan yang mencolok ini.
"Standar ganda seperti ini sulit diterima," ujar salah satu sumber dari Leganes. Mereka merasa keputusan ini tidak hanya merugikan mereka tetapi juga mencederai integritas kompetisi.
Sementara itu, Real Madrid berencana mengajukan banding atas sanksi ini dalam 24 hingga 48 jam ke depan. Klub merasa hukuman terhadap Vinicius tidak adil mengingat pemain tersebut diduga menjadi korban pelecehan rasial saat insiden terjadi dengan kiper Valencia, Stole Dimitrievski.
Manajemen Madrid berharap Vinicius bisa dibebaskan dari sanksi, terutama karena situasi di lapangan yang memprovokasi reaksi sang pemain.
Keputusan ini menyoroti kembali perlunya konsistensi dalam penerapan sanksi disiplin oleh otoritas sepak bola Spanyol. Perbedaan perlakuan terhadap kasus yang serupa hanya akan memperburuk kepercayaan terhadap sistem.
Bagi Leganes, situasi ini menjadi pembelajaran pahit, sementara Real Madrid fokus memastikan Vinicius tetap bisa membela klub di laga-laga penting mendatang. Bagaimanapun, polemik ini menjadi pengingat bahwa integritas dalam keputusan disiplin harus tetap menjadi prioritas utama dalam menjaga keadilan kompetisi.