Pikiran Marcus Rashford Kini Tak pada Sepak Bola

Pikiran Marcus Rashford Kini Tak pada Sepak Bola

MansionSports - Mantan penyerang Chelsea, Jimmy Floyd Hasselbaink, mengomentari performa striker Manchester United, Marcus Rashford. Menurut Hasselbaink, fokus Rashford kini tidak pada sepak bola.

Pada usia 26 tahun, Rashford seyogyanya jadi pemain andalan sekaligus senior yang dapat memimpin lini depan Red Devils. Akan tapi pada tiga musim di bawah arahan Erik ten Hag, penampilannya naik turun.

Tajam dan bagus di musim pertama, penampilan Rashford tidak konsisten di dua musim berikutnya (sampai saat ini). Hasselbaink menilai itu terjadi karena kini fokusnya tidak pada sepak bola.

Hasselbaink khawatir Rashford tak memiliki cukup niatan untuk membawa permainannya ke level yang lebih tinggi, atau untuk menemukan bentuk performa terbaiknya kembali.

"Ketika Anda melihat Marcus Rashford dan melihat bahasa tubuhnya, dan saya tidak mengatakan ini benar, tapi sepertinya sepak bola bukanlah prioritas utamanya," ujar Hasselbaink kepada Genting Casino.

"Apakah kita tahu apakah Rashford bisa bermain sepak bola? Ya. Benar sekali. Ketika dia bermain di sisi kiri dan menampilkan permainan terbaiknya, dia adalah pemain yang sangat, sangat bagus. Dia pemain top."

"Ketika dia berada di level teratasnya, dia sering berlari cepat dan berlari ke belakang pertahanan. Dia biasa bekerja keras berlari ke arah pemain bertahan, menakuti pemain bertahan. Saat itulah Marcus berada dalam kondisi terbaiknya dan saya tidak cukup melihatnya lagi."

Hasselbaink menilai itu terjadi karena pola pikir (mindset). Jika Rashford ingin mengubahnya, ada potensi ia kembali ke performa terbaik.

"Untuk pemain seperti Rashford, ketika salah satu atribut utama Anda adalah kecepatan eksplosif, Anda harus menderita demi seni Anda," tambah Hasselbaink.

"Anda harus bersiap memberikan segalanya untuk bekerja keras dengan dan tanpa bola, dan itu berarti, Anda perlu merasakan sedikit rasa sakit karena dibutuhkan banyak kekuatan fisik untuk meminta tubuh Anda melakukan itu di setiap pertandingan."

"Saya tidak melihat ada pemain yang mau memaksakan diri seperti dulu, dan dia perlu mendapatkannya kembali. Dia harus kembali menjadi ancaman dengan dan tanpa bola. Dia perlu bekerja lebih keras di bagian pertahanan permainan."

"Kemampuan Marcus Rashford memang tak perlu diragukan lagi. Itu masalah mental. Ini tentang membuka pikiran dan mentalnya," urainya.

Pikiran Marcus Rashford Kini Tak pada Sepak Bola

Pikiran Marcus Rashford Kini Tak pada Sepak Bola

MansionSports - Mantan penyerang Chelsea, Jimmy Floyd Hasselbaink, mengomentari performa striker Manchester United, Marcus Rashford. Menurut Hasselbaink, fokus Rashford kini tidak pada sepak bola.

Pada usia 26 tahun, Rashford seyogyanya jadi pemain andalan sekaligus senior yang dapat memimpin lini depan Red Devils. Akan tapi pada tiga musim di bawah arahan Erik ten Hag, penampilannya naik turun.

Tajam dan bagus di musim pertama, penampilan Rashford tidak konsisten di dua musim berikutnya (sampai saat ini). Hasselbaink menilai itu terjadi karena kini fokusnya tidak pada sepak bola.

Hasselbaink khawatir Rashford tak memiliki cukup niatan untuk membawa permainannya ke level yang lebih tinggi, atau untuk menemukan bentuk performa terbaiknya kembali.

"Ketika Anda melihat Marcus Rashford dan melihat bahasa tubuhnya, dan saya tidak mengatakan ini benar, tapi sepertinya sepak bola bukanlah prioritas utamanya," ujar Hasselbaink kepada Genting Casino.

"Apakah kita tahu apakah Rashford bisa bermain sepak bola? Ya. Benar sekali. Ketika dia bermain di sisi kiri dan menampilkan permainan terbaiknya, dia adalah pemain yang sangat, sangat bagus. Dia pemain top."

"Ketika dia berada di level teratasnya, dia sering berlari cepat dan berlari ke belakang pertahanan. Dia biasa bekerja keras berlari ke arah pemain bertahan, menakuti pemain bertahan. Saat itulah Marcus berada dalam kondisi terbaiknya dan saya tidak cukup melihatnya lagi."

Hasselbaink menilai itu terjadi karena pola pikir (mindset). Jika Rashford ingin mengubahnya, ada potensi ia kembali ke performa terbaik.

"Untuk pemain seperti Rashford, ketika salah satu atribut utama Anda adalah kecepatan eksplosif, Anda harus menderita demi seni Anda," tambah Hasselbaink.

"Anda harus bersiap memberikan segalanya untuk bekerja keras dengan dan tanpa bola, dan itu berarti, Anda perlu merasakan sedikit rasa sakit karena dibutuhkan banyak kekuatan fisik untuk meminta tubuh Anda melakukan itu di setiap pertandingan."

"Saya tidak melihat ada pemain yang mau memaksakan diri seperti dulu, dan dia perlu mendapatkannya kembali. Dia harus kembali menjadi ancaman dengan dan tanpa bola. Dia perlu bekerja lebih keras di bagian pertahanan permainan."

"Kemampuan Marcus Rashford memang tak perlu diragukan lagi. Itu masalah mental. Ini tentang membuka pikiran dan mentalnya," urainya.