
Arsenal Takluk dari PSG: Pelajaran Berharga dan Harapan di Leg Kedua
Mansion Sports - Arsenal harus mengakui keunggulan Paris Saint-Germain (PSG) setelah kalah 0-1 di leg pertama semifinal Liga Champions yang digelar di Emirates Stadium.
Tim asuhan Mikel Arteta gagal memanfaatkan sejumlah peluang emas dan kini harus membalikkan keadaan di leg kedua di Parc des Princes, Paris.
Arsenal Kehilangan Sosok Penting: Thomas Partey
Salah satu tantangan terbesar Arteta adalah meracik lini tengah tanpa Thomas Partey, yang absen karena akumulasi kartu.
Partey adalah jangkar penting bagi Arsenal dan kartu kuning "murah" yang ia terima saat melawan Real Madrid membuatnya harus menepi di laga penting ini.
Akibatnya:
- Merino ditarik ke lini tengah,
- Declan Rice dipaksa bermain lebih ke dalam sebagai gelandang bertahan (no. 6),
- Trossard diplot sebagai striker.
PSG memanfaatkan ketidakseimbangan itu dengan sangat baik. Mereka menguasai 75% penguasaan bola dalam 15 menit pertama, dan mencetak gol lewat Ousmane Dembele di menit ke-4, memanfaatkan celah yang biasanya ditutup Partey.
Duel Ketat: Kvaratskhelia vs Timber
Kembalinya Khvicha Kvaratskhelia menjadi pembeda bagi PSG. Pemain asal Georgia yang baru didatangkan Januari lalu tampil tajam di sisi kiri, memberikan assist untuk gol Dembele.
Ia jadi mimpi buruk bagi Jurrien Timber, bek Arsenal yang biasanya tampil solid. Bahkan Bukayo Saka harus ikut turun membantu pertahanan.
Meski Timber mulai nyaman di babak kedua saat Arsenal lebih banyak pegang bola, ini adalah pertama kalinya dalam waktu lama Timber benar-benar dibuat kerepotan oleh lawan.
Arsenal Gagal Pegang Bola, Rice: “Kalau Kita Nggak Pegang Bola, Kita Mati”
Kutipan menarik muncul dari Declan Rice sebelum pertandingan:
“Kalau kita nggak pegang bola, kita mati.”
Itulah yang terjadi di babak pertama — Arsenal kesulitan mengontrol pertandingan dan sering kalah dalam penguasaan bola. Meski bangkit di babak kedua, PSG tetap mendominasi permainan dengan finishing yang lebih tajam.
Arteta mengatakan:
"Kamu nggak bisa kuasai PSG selama 95 menit penuh. Mustahil. Yang penting adalah kapan dan di mana kamu bisa mendominasi mereka."
Margin Kecil Jadi Penentu
Menurut Arteta, hasil tipis ini masih bisa dibalikkan. Ia menegaskan bahwa timnya akan ke Paris untuk menang, sama seperti saat menghadapi Madrid dengan penuh percaya diri.
“Kami punya banyak peluang untuk lolos ke final. Tapi untuk itu, kami harus melakukan sesuatu yang spesial. Dan waktunya adalah di Paris.”
PSG Punya Keunggulan, Tapi Enrique Tahu Timnya Akan "Menderita"
PSG memang unggul 1-0, tapi pelatih Luis Enrique mengakui leg kedua tak akan mudah. Meski sempat nyaris menambah gol lewat Barcola dan Ramos, ia merasa keunggulan tipis ini tidak membuat timnya aman.
“Kami mencetak gol lebih dulu dan main dengan cara kami, tapi kami juga menderita. Kami tahu laga kedua akan berat, dan kami akan menderita di Paris.”