Donadoni: Derby Lawan Inter Jadi Garis Mati Musim Milan

Donadoni: Derby Lawan Inter Jadi Garis Mati Musim Milan

Mansion Sports - Legenda AC Milan dan eks pelatih Timnas Italia, Roberto Donadoni, menyebut laga semifinal Coppa Italia melawan Inter sebagai “garis mati” bagi musim Milan. 

Ia juga menilai manajemen klub kehilangan arah, bahkan menyarankan agar Rafael Leao dipertimbangkan untuk dijual jika tak punya motivasi penuh.

Situasi Milan: Masih Terjebak di Tengah Klasemen

Milan kini berada di posisi kesembilan Serie A usai kalah 1-0 dari Atalanta di San Siro. Kekalahan ini makin memperkecil peluang mereka untuk tampil di kompetisi Eropa musim depan. 

Harapan terakhir mereka hanyalah meraih gelar Coppa Italia, yang akan mengantarkan mereka ke Liga Europa. Namun sebelum itu, mereka harus lebih dulu melewati hadangan Inter di leg kedua semifinal.

Donadoni: Ini Musim yang Sulit dan Penuh Pelajaran

Berbicara kepada Radio Anch’Io Sport, Donadoni menyebut musim ini sebagai musim yang penuh kesulitan. Menurutnya, Milan perlu mengevaluasi kesalahan-kesalahan besar yang terjadi dan menjadikannya pelajaran penting untuk memperbaiki diri ke depan.

Ia menyebut laga derby mendatang sebagai sebuah “deadline” atau batas akhir. Ketika sebuah tim dipaksa meraih hasil demi menyelamatkan musim, tekanannya justru semakin besar. Jika Milan kembali terpeleset, maka musim ini benar-benar bisa dianggap gagal total.

Kinerja Tim Tak Juga Membaik

Pelatih Sergio Conceicao mencoba membela timnya, menyatakan bahwa membawa pulang dua gelar domestik (Supercoppa dan Coppa Italia) bukanlah kegagalan. 

Namun Donadoni menilai performa tim tetap belum menunjukkan peningkatan signifikan sejak Conceicao menggantikan Paulo Fonseca pada akhir Desember.

Masalah-masalah klasik yang menghantui Milan masih terus muncul, dan Donadoni menegaskan bahwa ini bukan hanya tanggung jawab pelatih semata. Semua elemen klub harus ikut bertanggung jawab.

Baca Juga: “Sergio Conceicao: “Kapan Terakhir Milan Menang 2 Trofi?”

Milan Dinilai Kehilangan Arah

Donadoni secara blak-blakan mengatakan bahwa musim ini Milan tampak seperti klub yang tidak punya arah dan visi yang jelas. Padahal, menurutnya, keberhasilan tim di lapangan sangat bergantung pada kestabilan dan kejelasan proyek yang dimiliki oleh manajemen.

Soal Leao: Jual Saja Jika Tak Lagi Termotivasi

Pergeseran formasi ke 3-4-3 awalnya diharapkan bisa mengeluarkan potensi terbaik dari pemain seperti Theo Hernandez dan Rafael Leao. 

Namun, setelah kemenangan besar atas Udinese, Milan kembali kesulitan mempertahankan performa positif itu saat melawan Atalanta.

Donadoni pun mempertanyakan komitmen Leao. Jika sang pemain tak lagi menunjukkan motivasi kuat untuk bertahan dan berkembang bersama Milan, maka mungkin sudah saatnya mempertimbangkan penjualan. 

Seorang pemain yang tidak merasa menjadi bagian dari proyek klub akan sulit memberikan yang terbaik di atas lapangan.

Dengan waktu yang makin mepet dan tekanan yang semakin tinggi, semua mata tertuju pada derby Coppa Italia. Bagi Milan, laga ini bukan sekadar gengsi—ini soal hidup-mati musim mereka.

Related News

Donadoni: Derby Lawan Inter Jadi Garis Mati Musim Milan

Donadoni: Derby Lawan Inter Jadi Garis Mati Musim Milan

Mansion Sports - Legenda AC Milan dan eks pelatih Timnas Italia, Roberto Donadoni, menyebut laga semifinal Coppa Italia melawan Inter sebagai “garis mati” bagi musim Milan. 

Ia juga menilai manajemen klub kehilangan arah, bahkan menyarankan agar Rafael Leao dipertimbangkan untuk dijual jika tak punya motivasi penuh.

Situasi Milan: Masih Terjebak di Tengah Klasemen

Milan kini berada di posisi kesembilan Serie A usai kalah 1-0 dari Atalanta di San Siro. Kekalahan ini makin memperkecil peluang mereka untuk tampil di kompetisi Eropa musim depan. 

Harapan terakhir mereka hanyalah meraih gelar Coppa Italia, yang akan mengantarkan mereka ke Liga Europa. Namun sebelum itu, mereka harus lebih dulu melewati hadangan Inter di leg kedua semifinal.

Donadoni: Ini Musim yang Sulit dan Penuh Pelajaran

Berbicara kepada Radio Anch’Io Sport, Donadoni menyebut musim ini sebagai musim yang penuh kesulitan. Menurutnya, Milan perlu mengevaluasi kesalahan-kesalahan besar yang terjadi dan menjadikannya pelajaran penting untuk memperbaiki diri ke depan.

Ia menyebut laga derby mendatang sebagai sebuah “deadline” atau batas akhir. Ketika sebuah tim dipaksa meraih hasil demi menyelamatkan musim, tekanannya justru semakin besar. Jika Milan kembali terpeleset, maka musim ini benar-benar bisa dianggap gagal total.

Kinerja Tim Tak Juga Membaik

Pelatih Sergio Conceicao mencoba membela timnya, menyatakan bahwa membawa pulang dua gelar domestik (Supercoppa dan Coppa Italia) bukanlah kegagalan. 

Namun Donadoni menilai performa tim tetap belum menunjukkan peningkatan signifikan sejak Conceicao menggantikan Paulo Fonseca pada akhir Desember.

Masalah-masalah klasik yang menghantui Milan masih terus muncul, dan Donadoni menegaskan bahwa ini bukan hanya tanggung jawab pelatih semata. Semua elemen klub harus ikut bertanggung jawab.

Baca Juga: “Sergio Conceicao: “Kapan Terakhir Milan Menang 2 Trofi?”

Milan Dinilai Kehilangan Arah

Donadoni secara blak-blakan mengatakan bahwa musim ini Milan tampak seperti klub yang tidak punya arah dan visi yang jelas. Padahal, menurutnya, keberhasilan tim di lapangan sangat bergantung pada kestabilan dan kejelasan proyek yang dimiliki oleh manajemen.

Soal Leao: Jual Saja Jika Tak Lagi Termotivasi

Pergeseran formasi ke 3-4-3 awalnya diharapkan bisa mengeluarkan potensi terbaik dari pemain seperti Theo Hernandez dan Rafael Leao. 

Namun, setelah kemenangan besar atas Udinese, Milan kembali kesulitan mempertahankan performa positif itu saat melawan Atalanta.

Donadoni pun mempertanyakan komitmen Leao. Jika sang pemain tak lagi menunjukkan motivasi kuat untuk bertahan dan berkembang bersama Milan, maka mungkin sudah saatnya mempertimbangkan penjualan. 

Seorang pemain yang tidak merasa menjadi bagian dari proyek klub akan sulit memberikan yang terbaik di atas lapangan.

Dengan waktu yang makin mepet dan tekanan yang semakin tinggi, semua mata tertuju pada derby Coppa Italia. Bagi Milan, laga ini bukan sekadar gengsi—ini soal hidup-mati musim mereka.

Related News