FIFA Selidiki Dugaan Rasisme terhadap Antonio Rudiger

FIFA Selidiki Dugaan Rasisme terhadap Antonio Rudiger

Mansion Sports - FIFA resmi membuka penyelidikan atas dugaan insiden rasisme yang melibatkan bek Real Madrid, Antonio Rudiger, dan pemain Pachuca, Gustavo Cabral, setelah laga Piala Dunia Antarklub yang dimenangkan Madrid dengan skor 3-1.

Rudiger Klaim Dihina secara Rasial

Insiden bermula ketika Rudiger dan Cabral bersitegang di kotak penalti. Rudiger sempat meminta penalti setelah mengklaim terkena tangan lawan. 

Ketegangan tidak berhenti di situ—perdebatan keduanya berlanjut, hingga wasit turun tangan untuk melerai. Saat itu, Rudiger tampak sangat emosional dan enggan tenang.

Baru setelah pertandingan, terungkap bahwa wasit telah mengaktifkan protokol rasisme FIFA. Rudiger menuduh Cabral melontarkan hinaan rasial padanya, menyebutnya dengan istilah "black s***". Jika terbukti, Cabral dapat menghadapi sanksi minimal larangan bermain selama 10 pertandingan.

Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, membenarkan bahwa insiden ini terjadi dan menyatakan dukungannya terhadap Rudiger.

“Kami mendukung Toni. Sekarang protokol FIFA akan diaktifkan dan akan dilakukan penyelidikan. Jika benar, kami mendukung Antonio sepenuhnya. Ini tak bisa diterima, tidak ada toleransi untuk itu,” ujar Alonso kepada Mundo Deportivo.

Bek Pachuca lainnya, Eduardo Bauermann, juga membenarkan bahwa Rudiger sempat mengungkap kepada dirinya bahwa ia merasa dihina secara rasial oleh Cabral.

Baca Juga: “Xabi Alonso Tegaskan Sikap Usai Kartu Merah Raul Asencio

Cabral Bantah Tuduhan, Sebut Hanya Ucapan Kasar Umum

Di sisi lain, Gustavo Cabral membantah keras tuduhan tersebut. Menurutnya, tidak ada hinaan rasial yang dilontarkan. Ia mengklaim bahwa kata-kata yang ia ucapkan merupakan umpatan umum yang biasa digunakan di Argentina.

“Itu hanya argumen biasa. Wasit mengira ada rasisme, tapi tidak ada. Saya hanya mengulang kata-kata yang biasa kami pakai di Argentina: ‘f****** coward’.” 

“Kalau kalian lihat rekaman video, saya terus mengucapkan ‘pengecut sialan, bangunlah’,” terang Cabral kepada MD.

Pelatih Pachuca Pasang Badan untuk Kaptennya

Pelatih Pachuca, Jaime Lozano, juga angkat bicara soal tuduhan ini. Ia menyatakan akan berbicara langsung dengan Cabral, tetapi menegaskan keyakinannya bahwa sang pemain tidak melakukan tindakan rasis.

“Saya akan bicara dengannya. Tapi saya mengenal Cabral cukup lama, dan saya yakin hal seperti ini tak pernah terjadi dengan pemain Pachuca. Saya siap mempertaruhkan reputasi saya untuk membela kapten tim kami,” tegasnya.

FIFA Siap Tindak Lanjut

Dengan aktifnya protokol rasisme FIFA, penyelidikan kini tengah berlangsung. Jika ada bukti kuat yang mendukung klaim Rudiger, sanksi berat menanti Cabral. 

Real Madrid jelas mendukung penuh Rudiger, sementara Pachuca bersikeras bahwa tuduhan ini tidak berdasar.

Insiden ini menjadi perhatian besar di tengah turnamen internasional, dan dunia sepak bola kini menunggu hasil investigasi resmi dari FIFA.

Related News

FIFA Selidiki Dugaan Rasisme terhadap Antonio Rudiger

FIFA Selidiki Dugaan Rasisme terhadap Antonio Rudiger

Mansion Sports - FIFA resmi membuka penyelidikan atas dugaan insiden rasisme yang melibatkan bek Real Madrid, Antonio Rudiger, dan pemain Pachuca, Gustavo Cabral, setelah laga Piala Dunia Antarklub yang dimenangkan Madrid dengan skor 3-1.

Rudiger Klaim Dihina secara Rasial

Insiden bermula ketika Rudiger dan Cabral bersitegang di kotak penalti. Rudiger sempat meminta penalti setelah mengklaim terkena tangan lawan. 

Ketegangan tidak berhenti di situ—perdebatan keduanya berlanjut, hingga wasit turun tangan untuk melerai. Saat itu, Rudiger tampak sangat emosional dan enggan tenang.

Baru setelah pertandingan, terungkap bahwa wasit telah mengaktifkan protokol rasisme FIFA. Rudiger menuduh Cabral melontarkan hinaan rasial padanya, menyebutnya dengan istilah "black s***". Jika terbukti, Cabral dapat menghadapi sanksi minimal larangan bermain selama 10 pertandingan.

Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, membenarkan bahwa insiden ini terjadi dan menyatakan dukungannya terhadap Rudiger.

“Kami mendukung Toni. Sekarang protokol FIFA akan diaktifkan dan akan dilakukan penyelidikan. Jika benar, kami mendukung Antonio sepenuhnya. Ini tak bisa diterima, tidak ada toleransi untuk itu,” ujar Alonso kepada Mundo Deportivo.

Bek Pachuca lainnya, Eduardo Bauermann, juga membenarkan bahwa Rudiger sempat mengungkap kepada dirinya bahwa ia merasa dihina secara rasial oleh Cabral.

Baca Juga: “Xabi Alonso Tegaskan Sikap Usai Kartu Merah Raul Asencio

Cabral Bantah Tuduhan, Sebut Hanya Ucapan Kasar Umum

Di sisi lain, Gustavo Cabral membantah keras tuduhan tersebut. Menurutnya, tidak ada hinaan rasial yang dilontarkan. Ia mengklaim bahwa kata-kata yang ia ucapkan merupakan umpatan umum yang biasa digunakan di Argentina.

“Itu hanya argumen biasa. Wasit mengira ada rasisme, tapi tidak ada. Saya hanya mengulang kata-kata yang biasa kami pakai di Argentina: ‘f****** coward’.” 

“Kalau kalian lihat rekaman video, saya terus mengucapkan ‘pengecut sialan, bangunlah’,” terang Cabral kepada MD.

Pelatih Pachuca Pasang Badan untuk Kaptennya

Pelatih Pachuca, Jaime Lozano, juga angkat bicara soal tuduhan ini. Ia menyatakan akan berbicara langsung dengan Cabral, tetapi menegaskan keyakinannya bahwa sang pemain tidak melakukan tindakan rasis.

“Saya akan bicara dengannya. Tapi saya mengenal Cabral cukup lama, dan saya yakin hal seperti ini tak pernah terjadi dengan pemain Pachuca. Saya siap mempertaruhkan reputasi saya untuk membela kapten tim kami,” tegasnya.

FIFA Siap Tindak Lanjut

Dengan aktifnya protokol rasisme FIFA, penyelidikan kini tengah berlangsung. Jika ada bukti kuat yang mendukung klaim Rudiger, sanksi berat menanti Cabral. 

Real Madrid jelas mendukung penuh Rudiger, sementara Pachuca bersikeras bahwa tuduhan ini tidak berdasar.

Insiden ini menjadi perhatian besar di tengah turnamen internasional, dan dunia sepak bola kini menunggu hasil investigasi resmi dari FIFA.

Related News