
Guardiola Tanggapi Kritik Klopp Terhadap Padatnya Jadwal Club World Cup 2025
Mansion Sports - Josep Guardiola menyatakan bahwa dirinya memahami kritik keras yang dilontarkan Jurgen Klopp terhadap pelaksanaan Club World Cup 2025 yang tengah berlangsung.
Meskipun mengakui kekhawatiran tersebut, pelatih Manchester City ini memilih untuk tidak terlalu memusingkan dampak jangka panjang yang mungkin ditimbulkan oleh padatnya jadwal kompetisi terhadap skuad asuhannya untuk musim mendatang.
Guardiola Pahami Kritik Klopp, Meski Pilih Fokus pada Turnamen
Jurgen Klopp, yang kini menjabat sebagai Kepala Pengembangan Global di Red Bull, sebelumnya menyebut Club World Cup sebagai “gagasan terburuk dalam sejarah sepak bola.”
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konteks kekhawatirannya terhadap perlindungan pemain di tengah tekanan jadwal kompetisi yang semakin padat.
Walaupun klub seperti RB Salzburg—yang berada di bawah naungan Red Bull—sempat berpartisipasi dalam turnamen sebelum tersingkir di fase grup, Klopp tetap lantang menyuarakan keresahan yang ia rasakan.
Guardiola mengaku tidak terkejut mendengar komentar tersebut, karena ia sudah memahami cara berpikir Klopp sejak keduanya saling bersaing di Premier League selama bertahun-tahun.
Hubungan Rivalitas yang Sarat Diskusi Soal Jadwal
Guardiola menuturkan bahwa ia dan Klopp kerap kali berbeda pandangan, terutama dalam hal padatnya jadwal pertandingan dan minimnya waktu pemulihan bagi para pemain.
Hal tersebut sudah menjadi topik diskusi berulang sejak mereka saling bersaing di level tertinggi sepak bola Inggris.
“Jadi komentar dia tidak mengejutkan saya,” ungkap Guardiola. Ia menambahkan bahwa sesama pelatih pada dasarnya memperjuangkan hal yang sama—yakni kualitas permainan yang lebih baik serta perlindungan optimal terhadap kebugaran pemain.
Kendati Klopp telah pensiun dari dunia kepelatihan, Guardiola tetap menghargai pendapat dan posisi mantan pelatih Liverpool tersebut.
Ia menegaskan bahwa para pelatih hanya bertindak berdasarkan sistem dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh otoritas tertinggi sepak bola dunia, seperti FIFA, UEFA, serta asosiasi liga domestik masing-masing.
Kritikan Umumnya Datang dari Tim yang Tidak Ikut Turnamen
Menurut Guardiola, banyak kritik terhadap Club World Cup justru datang dari klub-klub yang tidak ikut serta dalam ajang ini. Ia meyakini bahwa jika posisi mereka dibalik, opini yang dilontarkan mungkin akan berbeda.
Partisipasi dalam turnamen ini juga membawa manfaat lain, seperti dukungan media, antusiasme suporter, serta dampak positif dari segi pendapatan.
Pelatih asal Spanyol tersebut juga menyadari bahwa kondisi yang dihadapi saat ini jauh dari ideal.
Namun, menurutnya, keberadaan Manchester City di turnamen ini merupakan buah dari prestasi yang telah mereka raih di masa lalu, dan karena itu ia memilih untuk menghadapi tantangan ini secara profesional.
“Sekarang kami sudah di sini, mari lakukan yang terbaik,” tegas Guardiola.
Dampak Jangka Panjang Masih Jadi Tanda Tanya
Sebelumnya, pelatih tim nasional Inggris Thomas Tuchel menyampaikan bahwa Liverpool dan Arsenal kemungkinan akan diuntungkan karena tidak perlu menjalani turnamen tambahan seperti Club World Cup ini.
Guardiola pun tidak menampik kemungkinan adanya konsekuensi terhadap performa timnya dalam beberapa bulan mendatang.
Meski demikian, Guardiola berusaha untuk tetap berpikir positif. Baginya, hal yang terpenting saat ini adalah menikmati atmosfer kompetitif turnamen dan berupaya meraih hasil terbaik.
“Kami sadar kelelahan bisa saja datang pada November hingga Januari nanti, dan itu bisa menjadi bencana kalau tidak ditangani dengan benar. Mungkin World Cup ini akan menghancurkan kami,” ungkapnya secara terbuka.
Namun ia menambahkan bahwa situasi ini merupakan pengalaman baru bagi timnya. “Kami belum tahu, ini pertama kalinya dalam hidup kami menghadapi hal seperti ini,” ujarnya.
Guardiola juga mencatat bahwa secara mental, para pemain telah terbiasa menghadapi tekanan berat saat membela tim nasional dalam ajang seperti Piala Dunia atau Euro.
Oleh karena itu, ia percaya bahwa aspek mental bisa pulih, selama para pemain diberikan waktu istirahat yang cukup.
“Terkadang yang dibutuhkan hanyalah istirahat secara mental. Setelah itu, kita akan lihat apa yang terjadi saat kami kembali,” pungkasnya.