Loading, please wait...
Jose Mourinho mengeluarkan marahnya soal VAR di liga Turki usai timnya Fenerbahce menang dramatis 3-2 atas Trabzonspor pada akhir pekan lalu.
Meski sempat unggul lebih dulu lewat gol Fred pada menit ke-42, Trabzonspor yang menjadi tuan rumah pada laga tersebut berhasil membalikkan kedudukan usai jeda lewat dua gol Simon Banza.
Edin Dzeko yang masuk sebagai pemain pengganti kemudian menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Saat pertandingan sudah menyentuh menit ke-90+12, Sofyan Amrabat sukses mencetak gol kemenangan.
Kemenangan ini disusul dengan selebrasi emosional. Mourinho menyebut emosinya meluap karena harus melawan orang-orang yang berkuasa.
Dua gol dari Trabzonspor berasal dari dua penalti usai intervensi dari VAR. Sementara itu, Fenerbahce tidak mendapatkan hadiah penalti setelah bola dianggap terkena tangan pemain lawan.
Mourinho menegaskan dirinya tidak ingin Atilla Karaoglan bertindak sebagai wasit VAR.
"Pemain terbaik pertandingan, Atilla Karaoglan," kata Mourinho. "Kami tidak melihatnya, tetapi dia adalah wasitnya.”
"Wasitnya hanyalah seorang anak kecil yang ada di lapangan, tetapi wasitnya adalah Atilla Karaoglan, jadi pemain terbaik pertandingan. Dia berubah dari orang yang tidak terlihat menjadi orang terpenting dalam pertandingan.”
"Saya pikir saya berbicara atas nama setiap penggemar Fenerbahce, kami tidak menginginkannya lagi. Kami tidak menginginkannya karena baunya tidak sedap. Baunya tidak sedap, kami tidak menginginkannya.”
"Saya tahu apa yang dikatakan kepada saya bahkan sebelum saya datang, saya tidak percaya. Itu bahkan lebih buruk daripada yang dikatakan kepada saya, bahkan lebih buruk.”
"Tetapi saya lebih suka berada di pihak ini. Itu lebih sulit, karena kami bermain melawan lawan kami, lawan yang bagus dengan banyak pemain bagus dan pelatih yang berpengalaman, tetapi kami bermain melawan sistem.”
"Bermain melawan sistem adalah hal yang paling sulit. Malam ini kami bermain melawan tim yang bagus, melawan atmosfer yang kuat, melawan VAR dan melawan sistem.”
"Jadi [itu] sangat sulit, itulah mengapa kami sangat merayakan kemenangan ini karena sungguh luar biasa bisa memenangkan pertandingan ini melawan begitu banyak orang hebat.”
"Kami tidak akan menyerah, kami tahu apa yang kami miliki, saya menyalahkan orang-orang Fenerbahce yang membawa saya ke sini, mereka hanya mengatakan setengah kebenaran, mereka tidak mengatakan seluruh kebenaran. Jika mereka mengatakan seluruh kebenaran, saya tidak akan datang.”
Mourinho juga mengungkapkan Fenerbahce diacuhkan wasit setelah klaim penalti mereka dan potensi kartu merah setelah pelanggaran kepada Bright Osayi-Samuel.
“Mungkin orang-orang Fenerbahce, keluarga Fenerbahce. Mereka lebih sadar akan hal itu, karena mereka bahkan tidak berusaha bersembunyi,” lanjut juara Champions League dua kali ini.
"Bukankah insiden Bright kartu merah , Karaoglan itu, yang saat itu sedang minum kopi, tidak melihat kartu merah untuk pemain itu?”
"Dia waspada untuk memberikan dua keputusan penalti [untuk Trabzonspor] ketika wasit tidak memberikannya, lalu minum teh Turki ketika itu adalah penalti yang jelas untuk kami dan tidak memberikannya.”
"Hanya ada dua kemungkinan penjelasan: [dia] sedang tidur, atau minum tehnya dan tidak melihatnya.”
"Jadi mari kita tertawa. Pada akhirnya, saya bekerja di Turki, itu bukan negara saya. Saya peduli karena itu pekerjaan dan klub saya. Jika Anda orang Turki, Anda seharusnya peduli.”
"[Jika] Anda [orang] Turki, Anda seharusnya berbicara, Anda seharusnya mengumumkan, Anda seharusnya mengatakan apa yang sedang terjadi tahun demi tahun.”
"Anda seharusnya melakukannya, bukan saya. Karena kalau begitu saya akan menjadi orang yang diserang, orang yang akan dikritik oleh sistem. Orang yang akan dihukum oleh sistem, saya, saya akan menjadi orang yang akan ditutup mulutnya oleh sistem. Kami bersih."
Fenerbahce saat ini menduduki peringkat kedua pada klasemen liga utama Turki dengan selisih lima poin dari pemuncak klasemen Galatasaray.