
Lautaro Martínez: Inter Memiliki Persiapan Matang Jelang Final UCL
Mansion Sports - Kapten Inter Milan, Lautaro Martínez, menegaskan timnya datang ke Final Liga Champions melawan Paris Saint-Germain dengan kondisi mental dan fisik yang ideal.
Setelah kekalahan dari Manchester City di Istanbul tahun lalu, sang striker menilai skuad Nerazzurri kini lebih siap dan dewasa.
Lebih Siap Dibanding Final di Istanbul
Lautaro menyoroti pentingnya pengalaman sebagai modal utama menuju laga puncak di Munich, Sabtu 31 Mei:
“Kami tiba dengan sedikit lebih banyak pengalaman dibanding pertandingan di Istanbul. Dua tahun lalu kami kalah dari tim kuat, tapi kami banyak belajar dan berkembang sejak itu.”
Menurutnya, skuad yang hampir tidak berubah sejak kekalahan di final sebelumnya kini lebih matang dan paham tantangan yang akan dihadapi.
Perjalanan Musim Ini Tak Selalu Mulus
Meski menyebut persiapan mereka “sempurna”, Inter sebenarnya mengalami musim yang naik turun.
Mereka gagal merebut Scudetto, kalah di final Supercoppa Italiana, dan tersingkir di semifinal Coppa Italia.
“Tiga hari pertama setelah kekalahan, saya selalu merasa sedih dan pahit. Tapi kami tidak punya waktu untuk larut, karena ada satu pertandingan terakhir yang harus kami menangkan,” ungkap Lautaro.
Ia mengakui bahwa semangat dan pengorbanan tim sepanjang musim membuat mereka layak berada di final.
Baca Juga: “Simone Inzaghi Mendapat Tawaran Fantastis dari Al-Hilal”
Cedera Pulih, Lautaro 100 Persen Siap Tempur
Setelah sempat terganggu cedera pada semifinal dramatis melawan Barcelona (agregat 7-6), Lautaro kini merasa dalam kondisi ideal.
“Saya merasa 100 persen fit. Kami harus memberikan segalanya, baik yang bermain di lapangan, yang duduk di bangku cadangan, maupun yang ada di tribun.”
Dengan penuh emosi, ia menegaskan ingin mempersembahkan kemenangan ini untuk keluarga, fans, dan klub yang telah menjadi rumah baginya sejak hari pertama.
Dukungan Emosional: Keluarga di Pusat Perjuangan
Lautaro juga menyinggung situasi pribadi yang penuh emosi menjelang final:
“Nenek saya sedang dalam kondisi tidak baik, jadi saya terus memikirkan beliau.”
Hal ini mengingatkan pada kisah rekan setimnya, Davide Frattesi, yang mencetak gol penentu di semifinal tak lama setelah kehilangan neneknya.
Final kali ini menjadi ujian besar bagi Inter Milan: apakah pengalaman, kedewasaan, dan rasa haus akan trofi cukup untuk menundukkan PSG yang sedang mengincar quadruple? Lautaro Martínez dan kawan-kawan siap menjawabnya di Munich.