Loading, please wait...
Mansion Sports - Paul Pogba akhirnya angkat bicara soal masa sulit yang hampir membuatnya meninggalkan dunia sepak bola.
Gelandang asal Prancis itu mengungkapkan bahwa dirinya sempat berpikir untuk pensiun, setelah dijatuhi hukuman larangan bermain selama empat tahun akibat kasus doping.
Dalam wawancaranya bersama GQ France, Pogba mengungkapkan betapa beratnya menerima keputusan awal dari otoritas sepak bola. Ia merasa tidak didengarkan dengan baik saat memberikan penjelasan atas kasus yang menimpanya.
“Kalau saya benar-benar harus menerima hukuman empat tahun, saya akan berhenti bermain. Saya tidak pernah menyatakannya secara publik, tapi itulah yang saya pikirkan saat itu,” ujar peraih gelar Piala Dunia 2018 tersebut.
Selama masa skorsing, Pogba tidak diizinkan bergabung dengan tim di fasilitas latihan Juventus. Ia menggambarkan situasi itu sebagai momen yang sangat berat secara mental.
“Saya membawa bola dan bermain sendiri di luar. Saya mencoba beradaptasi dengan apa yang saya punya. Tapi saya benar-benar tidak ingin tetap tinggal di Turin,” katanya. “Setiap pagi saya mengantar anak-anak ke sekolah yang lokasinya tepat di samping tempat latihan, dan rasanya sangat menyakitkan.”
Pogba juga mengaku bingung dengan keputusan awal yang menjatuhkan hukuman maksimal. Menurutnya, pihak terkait tidak cukup mempertimbangkan pembelaannya.
“Saya tidak mengerti. Untuk apa? Mereka memberi saya hukuman paling berat, yang berarti mereka tidak benar-benar mendengarkan apa yang sudah saya sampaikan,” lanjut Pogba.
Baca Juga: “Vlahovic Berpeluang Pindah ke Premier League Musim Panas Ini”
Salah satu pertanyaan besar dari kasus ini adalah, bagaimana seorang pemain sekelas Pogba — yang memiliki akses ke tim medis dan fasilitas terbaik — bisa sampai mengonsumsi zat terlarang?
Kolumnis Daniel Rioli memberikan sudut pandang menarik. “Di sepak bola modern, banyak pemain yang menggunakan layanan tambahan di luar klub, mulai dari pelatih pribadi, ahli gizi, psikolog, bahkan pengatur jadwal dan penata rambut. Semua itu menjadi bagian dari pendekatan individual dalam karier mereka.”
Namun, Rioli juga mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu bisa jadi justru meningkatkan risiko, terutama jika tidak diselaraskan dengan protokol medis klub.
“Jika itu terjadi, bukan tidak mungkin justru berkontribusi pada cedera-cedera yang dialami Pogba selama ini.”
Setelah melalui proses banding, hukuman Pogba akhirnya dikurangi dan ia diizinkan kembali bermain mulai Maret 2025. Kini, ia berharap bisa menata kembali kariernya yang sempat terguncang, dan kembali menemukan performa terbaik di lapangan hijau.