5 DMF Terbaik Sepanjang Masa Versi Mansion Sports

5 DMF Terbaik Sepanjang Masa Versi Mansion Sports

DMF Terbaik Sepanjang Masa - Dalam dunia sepak bola modern, posisi gelandang bertahan atau defensive midfielder (DMF) menjadi salah satu elemen paling krusial di lapangan. 

Mereka bukan hanya penghubung antara lini belakang dan depan, tetapi juga otak dari skema permainan tim. 

Tanpa seorang DMF yang tangguh dan cerdas, tim bisa jadi kehilangan keseimbangan dalam bertahan maupun menyerang.

Nah, kali ini Mansion Sports ingin mengajak kamu menengok lima sosok DMF terbaik sepanjang masa yang telah mencetak sejarah di klub dan negara mereka. 

Nama-nama ini bukan cuma jago memutus serangan lawan, tapi juga punya kualitas luar biasa dalam membangun permainan. Yuk, kita bahas satu per satu.

DMF Terbaik Sepanjang Masa 

1. Roy Keane

Kalau bicara soal gelandang bertahan yang punya mental baja dan jiwa kepemimpinan tinggi, Roy Keane adalah jawabannya. 

Mantan kapten Manchester United ini dikenal sebagai pemain dengan gaya bermain agresif, tak kenal kompromi, dan selalu tampil total di lapangan. 

Ia bukan hanya dikenal sebagai jantung lini tengah Setan Merah, tapi juga menjadi simbol kedisiplinan dan determinasi tinggi.

Selama 17 tahun berkarier sebagai pesepak bola profesional, Keane membela beberapa klub besar seperti Cobh Ramblers, Nottingham Forest, Manchester United, dan Celtic. 

Namun masa keemasannya tentu saja saat berseragam Manchester United, di mana ia menjadi kapten dari tahun 1997 hingga 2005.

Salah satu momen paling ikonik dari Keane adalah ketika ia memimpin United meraih treble bersejarah pada musim 1998-1999. 

Ia tampil luar biasa di semifinal Liga Champions melawan Juventus, bahkan setelah menerima kartu kuning yang membuatnya absen di final. Pengorbanan itu justru menunjukkan betapa besarnya kontribusi Keane untuk tim.

Di level internasional, Keane juga cukup berpengaruh bersama tim nasional Republik Irlandia, bahkan sempat menjadi kapten selama sebagian besar dari 14 tahun kariernya. 

Meski sempat terlibat konflik dengan pelatih Mick McCarthy di Piala Dunia 2002, warisannya tetap dikenang sebagai salah satu DMF terbaik sepanjang masa.

Setelah pensiun, Keane juga sempat melatih dan membawa Sunderland promosi ke Premier League, membuktikan kalau mental juaranya tetap terjaga bahkan di luar lapangan.

2. Patrick Vieira

Patrick Vieira adalah nama yang tak mungkin dilupakan fans Arsenal, khususnya era “The Invincibles”. Ia bukan hanya kuat secara fisik, tapi juga punya kontrol bola dan visi permainan yang luar biasa. Gelandang bertahan asal Prancis ini menjadi pusat kekuatan Arsenal di bawah asuhan Arsène Wenger.

Vieira datang ke Arsenal pada tahun 1996 dan langsung mencuri perhatian. Bersama The Gunners, ia memenangkan tiga gelar Liga Inggris dan empat Piala FA. 

Ia kemudian menggantikan Tony Adams sebagai kapten tim pada 2002, dan memimpin skuad yang tak terkalahkan sepanjang musim 2003-2004 – sebuah prestasi yang hingga kini masih belum terulang di Premier League.

Setelah meninggalkan Arsenal, Vieira sempat bermain untuk Juventus dan Inter Milan, sebelum akhirnya pensiun di Manchester City. 

Ia juga punya catatan gemilang bersama timnas Prancis, termasuk menjadi bagian dari skuad juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.

Vieira adalah paket lengkap sebagai DMF. Fisik kuat, kemampuan bertahan dan menyerang seimbang, serta punya karakter kepemimpinan tinggi. Tak heran jika banyak yang menyebutnya sebagai salah satu DMF terbaik sepanjang masa.

Baca Juga: “5 Gelandang Bertahan Terbaik di Dunia Versi Mansion Sports

3. Andrea Pirlo

Berbeda dari dua nama sebelumnya yang dikenal karena kekuatan fisik dan intensitas tinggi, Andrea Pirlo justru terkenal berkat elegansi dan visi permainannya. 

Ia dijuluki "L'Architetto" alias sang arsitek, karena kemampuannya menyusun serangan dari lini belakang dengan umpan-umpan akurat nan mematikan.

Pirlo memulai kariernya di Brescia, lalu pindah ke Inter Milan, Reggina, dan akhirnya bersinar bersama AC Milan. 

Di San Siro, Pirlo berkembang menjadi playmaker yang menentukan. Bersama Rossoneri, ia memenangkan dua gelar Liga Champions dan dua gelar Serie A. Setelah itu, ia pindah ke Juventus dan kembali meraih empat gelar Serie A berturut-turut.

Meski bermain di posisi gelandang bertahan, Pirlo bukan tipe pemutus serangan klasik. Ia lebih dikenal karena kontribusinya dalam mengontrol tempo dan menciptakan peluang. Tendangan bebasnya pun sering kali jadi pembeda.

Di level internasional, Pirlo juga punya karier yang gemilang. Ia menjadi kunci saat Italia menjuarai Piala Dunia 2006, dan juga tampil menawan di Euro 2012. 

Banyak pengamat menyebut Pirlo sebagai revolusioner dalam peran DMF modern, karena ia menggabungkan kecerdasan, kreativitas, dan efektivitas dalam satu paket. Sudah jelas, ia pantas masuk dalam daftar DMF terbaik sepanjang masa.

4. Lothar Matthäus

Nama Lothar Matthäus sudah seperti simbol sepak bola Jerman: tangguh, disiplin, dan konsisten. 

Ia bukan hanya seorang gelandang bertahan, tapi juga mampu bermain sebagai gelandang box-to-box yang sering muncul di kotak penalti lawan untuk mencetak gol.

Matthäus memiliki karier internasional yang sangat panjang dan luar biasa. Ia adalah pemain pertama yang tampil di lima edisi Piala Dunia, dengan total 25 pertandingan – rekor yang belum terpecahkan. 

Bersama Jerman Barat, ia menjadi kapten saat mereka menjuarai Piala Dunia 1990, dan juga meraih Euro 1980.

Di level klub, Matthäus memperkuat tim-tim besar seperti Borussia Mönchengladbach, Bayern Munich, dan Inter Milan. Ia memenangkan berbagai gelar domestik dan Eropa, termasuk Bundesliga, Serie A, dan Piala UEFA.

Sebagai pemain, ia punya teknik, kecepatan, dan ketahanan fisik yang luar biasa. Ia juga memiliki kemampuan mencetak gol dari lini kedua yang sangat berbahaya. 

Maka tak heran jika Diego Maradona pernah menyebut Matthäus sebagai “saingan terbaik yang pernah ia hadapi”. Cukup alasan untuk menempatkan Matthäus dalam jajaran DMF terbaik sepanjang masa.

5. Pep Guardiola

Sebelum dikenal sebagai pelatih jenius yang membawa Barcelona, Bayern Munich, dan Manchester City ke era keemasan, Pep Guardiola adalah seorang gelandang bertahan dengan gaya bermain yang sangat cerdas. 

Ia adalah produk akademi La Masia dan menjadi bagian penting dari tim Barcelona era Johan Cruyff.

Guardiola adalah sosok gelandang yang tidak mengandalkan kekuatan fisik, melainkan visi bermain, ketepatan passing, dan pemahaman taktik. 

Ia menjadi pengatur irama permainan di lini tengah Barca pada 1990-an dan memenangkan banyak gelar, termasuk enam gelar La Liga dan satu Liga Champions.

Meski tak sepopuler nama-nama lain dalam daftar ini dalam hal prestasi individu sebagai pemain, kontribusinya sebagai DMF sangat penting dalam fondasi permainan tiki-taka yang kemudian ia sempurnakan sebagai pelatih. 

Jadi, meskipun lebih terkenal karena prestasinya sebagai manajer, Pep tetap layak disebut sebagai salah satu DMF terbaik sepanjang masa versi Mansion Sports.

Itulah lima gelandang bertahan legendaris yang menurut Mansion Sports pantas disebut sebagai DMF terbaik sepanjang masa

Mereka bukan hanya penghalang di lini tengah, tapi juga penentu arah permainan. Setiap dari mereka memiliki karakteristik unik – dari agresivitas Keane, kekuatan Vieira, kreativitas Pirlo, fleksibilitas Matthäus, hingga kecerdasan Guardiola.

Tanpa peran DMF, sepak bola tidak akan seimbang. Mereka adalah pahlawan tak terlihat yang sering kali tidak mendapatkan sorotan sebesar pencetak gol, tapi memiliki kontribusi yang sama pentingnya.

Kalau kamu disuruh pilih satu dari kelima nama di atas untuk membangun tim impian, siapa yang bakal kamu pilih?

Related News

5 DMF Terbaik Sepanjang Masa Versi Mansion Sports

5 DMF Terbaik Sepanjang Masa Versi Mansion Sports

DMF Terbaik Sepanjang Masa - Dalam dunia sepak bola modern, posisi gelandang bertahan atau defensive midfielder (DMF) menjadi salah satu elemen paling krusial di lapangan. 

Mereka bukan hanya penghubung antara lini belakang dan depan, tetapi juga otak dari skema permainan tim. 

Tanpa seorang DMF yang tangguh dan cerdas, tim bisa jadi kehilangan keseimbangan dalam bertahan maupun menyerang.

Nah, kali ini Mansion Sports ingin mengajak kamu menengok lima sosok DMF terbaik sepanjang masa yang telah mencetak sejarah di klub dan negara mereka. 

Nama-nama ini bukan cuma jago memutus serangan lawan, tapi juga punya kualitas luar biasa dalam membangun permainan. Yuk, kita bahas satu per satu.

DMF Terbaik Sepanjang Masa 

1. Roy Keane

Kalau bicara soal gelandang bertahan yang punya mental baja dan jiwa kepemimpinan tinggi, Roy Keane adalah jawabannya. 

Mantan kapten Manchester United ini dikenal sebagai pemain dengan gaya bermain agresif, tak kenal kompromi, dan selalu tampil total di lapangan. 

Ia bukan hanya dikenal sebagai jantung lini tengah Setan Merah, tapi juga menjadi simbol kedisiplinan dan determinasi tinggi.

Selama 17 tahun berkarier sebagai pesepak bola profesional, Keane membela beberapa klub besar seperti Cobh Ramblers, Nottingham Forest, Manchester United, dan Celtic. 

Namun masa keemasannya tentu saja saat berseragam Manchester United, di mana ia menjadi kapten dari tahun 1997 hingga 2005.

Salah satu momen paling ikonik dari Keane adalah ketika ia memimpin United meraih treble bersejarah pada musim 1998-1999. 

Ia tampil luar biasa di semifinal Liga Champions melawan Juventus, bahkan setelah menerima kartu kuning yang membuatnya absen di final. Pengorbanan itu justru menunjukkan betapa besarnya kontribusi Keane untuk tim.

Di level internasional, Keane juga cukup berpengaruh bersama tim nasional Republik Irlandia, bahkan sempat menjadi kapten selama sebagian besar dari 14 tahun kariernya. 

Meski sempat terlibat konflik dengan pelatih Mick McCarthy di Piala Dunia 2002, warisannya tetap dikenang sebagai salah satu DMF terbaik sepanjang masa.

Setelah pensiun, Keane juga sempat melatih dan membawa Sunderland promosi ke Premier League, membuktikan kalau mental juaranya tetap terjaga bahkan di luar lapangan.

2. Patrick Vieira

Patrick Vieira adalah nama yang tak mungkin dilupakan fans Arsenal, khususnya era “The Invincibles”. Ia bukan hanya kuat secara fisik, tapi juga punya kontrol bola dan visi permainan yang luar biasa. Gelandang bertahan asal Prancis ini menjadi pusat kekuatan Arsenal di bawah asuhan Arsène Wenger.

Vieira datang ke Arsenal pada tahun 1996 dan langsung mencuri perhatian. Bersama The Gunners, ia memenangkan tiga gelar Liga Inggris dan empat Piala FA. 

Ia kemudian menggantikan Tony Adams sebagai kapten tim pada 2002, dan memimpin skuad yang tak terkalahkan sepanjang musim 2003-2004 – sebuah prestasi yang hingga kini masih belum terulang di Premier League.

Setelah meninggalkan Arsenal, Vieira sempat bermain untuk Juventus dan Inter Milan, sebelum akhirnya pensiun di Manchester City. 

Ia juga punya catatan gemilang bersama timnas Prancis, termasuk menjadi bagian dari skuad juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.

Vieira adalah paket lengkap sebagai DMF. Fisik kuat, kemampuan bertahan dan menyerang seimbang, serta punya karakter kepemimpinan tinggi. Tak heran jika banyak yang menyebutnya sebagai salah satu DMF terbaik sepanjang masa.

Baca Juga: “5 Gelandang Bertahan Terbaik di Dunia Versi Mansion Sports

3. Andrea Pirlo

Berbeda dari dua nama sebelumnya yang dikenal karena kekuatan fisik dan intensitas tinggi, Andrea Pirlo justru terkenal berkat elegansi dan visi permainannya. 

Ia dijuluki "L'Architetto" alias sang arsitek, karena kemampuannya menyusun serangan dari lini belakang dengan umpan-umpan akurat nan mematikan.

Pirlo memulai kariernya di Brescia, lalu pindah ke Inter Milan, Reggina, dan akhirnya bersinar bersama AC Milan. 

Di San Siro, Pirlo berkembang menjadi playmaker yang menentukan. Bersama Rossoneri, ia memenangkan dua gelar Liga Champions dan dua gelar Serie A. Setelah itu, ia pindah ke Juventus dan kembali meraih empat gelar Serie A berturut-turut.

Meski bermain di posisi gelandang bertahan, Pirlo bukan tipe pemutus serangan klasik. Ia lebih dikenal karena kontribusinya dalam mengontrol tempo dan menciptakan peluang. Tendangan bebasnya pun sering kali jadi pembeda.

Di level internasional, Pirlo juga punya karier yang gemilang. Ia menjadi kunci saat Italia menjuarai Piala Dunia 2006, dan juga tampil menawan di Euro 2012. 

Banyak pengamat menyebut Pirlo sebagai revolusioner dalam peran DMF modern, karena ia menggabungkan kecerdasan, kreativitas, dan efektivitas dalam satu paket. Sudah jelas, ia pantas masuk dalam daftar DMF terbaik sepanjang masa.

4. Lothar Matthäus

Nama Lothar Matthäus sudah seperti simbol sepak bola Jerman: tangguh, disiplin, dan konsisten. 

Ia bukan hanya seorang gelandang bertahan, tapi juga mampu bermain sebagai gelandang box-to-box yang sering muncul di kotak penalti lawan untuk mencetak gol.

Matthäus memiliki karier internasional yang sangat panjang dan luar biasa. Ia adalah pemain pertama yang tampil di lima edisi Piala Dunia, dengan total 25 pertandingan – rekor yang belum terpecahkan. 

Bersama Jerman Barat, ia menjadi kapten saat mereka menjuarai Piala Dunia 1990, dan juga meraih Euro 1980.

Di level klub, Matthäus memperkuat tim-tim besar seperti Borussia Mönchengladbach, Bayern Munich, dan Inter Milan. Ia memenangkan berbagai gelar domestik dan Eropa, termasuk Bundesliga, Serie A, dan Piala UEFA.

Sebagai pemain, ia punya teknik, kecepatan, dan ketahanan fisik yang luar biasa. Ia juga memiliki kemampuan mencetak gol dari lini kedua yang sangat berbahaya. 

Maka tak heran jika Diego Maradona pernah menyebut Matthäus sebagai “saingan terbaik yang pernah ia hadapi”. Cukup alasan untuk menempatkan Matthäus dalam jajaran DMF terbaik sepanjang masa.

5. Pep Guardiola

Sebelum dikenal sebagai pelatih jenius yang membawa Barcelona, Bayern Munich, dan Manchester City ke era keemasan, Pep Guardiola adalah seorang gelandang bertahan dengan gaya bermain yang sangat cerdas. 

Ia adalah produk akademi La Masia dan menjadi bagian penting dari tim Barcelona era Johan Cruyff.

Guardiola adalah sosok gelandang yang tidak mengandalkan kekuatan fisik, melainkan visi bermain, ketepatan passing, dan pemahaman taktik. 

Ia menjadi pengatur irama permainan di lini tengah Barca pada 1990-an dan memenangkan banyak gelar, termasuk enam gelar La Liga dan satu Liga Champions.

Meski tak sepopuler nama-nama lain dalam daftar ini dalam hal prestasi individu sebagai pemain, kontribusinya sebagai DMF sangat penting dalam fondasi permainan tiki-taka yang kemudian ia sempurnakan sebagai pelatih. 

Jadi, meskipun lebih terkenal karena prestasinya sebagai manajer, Pep tetap layak disebut sebagai salah satu DMF terbaik sepanjang masa versi Mansion Sports.

Itulah lima gelandang bertahan legendaris yang menurut Mansion Sports pantas disebut sebagai DMF terbaik sepanjang masa

Mereka bukan hanya penghalang di lini tengah, tapi juga penentu arah permainan. Setiap dari mereka memiliki karakteristik unik – dari agresivitas Keane, kekuatan Vieira, kreativitas Pirlo, fleksibilitas Matthäus, hingga kecerdasan Guardiola.

Tanpa peran DMF, sepak bola tidak akan seimbang. Mereka adalah pahlawan tak terlihat yang sering kali tidak mendapatkan sorotan sebesar pencetak gol, tapi memiliki kontribusi yang sama pentingnya.

Kalau kamu disuruh pilih satu dari kelima nama di atas untuk membangun tim impian, siapa yang bakal kamu pilih?

Related News