
Arteta: “Tak Ada Tim Lebih Baik dari Arsenal di UCL Musim Ini”
Mansion Sports - Meskipun gagal melaju ke final Liga Champions, manajer Arsenal Mikel Arteta tetap yakin bahwa tak ada tim yang tampil lebih baik dari pasukannya musim ini.
The Gunners tersingkir usai kalah 1-2 dari Paris Saint-Germain di leg kedua semifinal, dengan agregat kekalahan dua laga beruntun dari sang juara Prancis.
Kekalahan yang Menyakitkan, Tapi Performa Mengesankan
Berbicara usai laga, Arteta mengaku kecewa berat, namun tetap bangga dengan performa anak asuhnya.
Dalam wawancara bersama TNT Sports, ia menegaskan bahwa Arsenal tampil dominan dalam banyak momen dua leg semifinal tersebut.
“Setelah 20 menit, seharusnya kami sudah unggul 3-0. Tapi kami tak dapat keberuntungan yang kami butuhkan. Selama sebagian besar pertandingan, kami bermain lebih baik dari mereka.”
Menurut Arteta, kiper PSG Gianluigi Donnarumma adalah pemain yang membuat perbedaan, menyelamatkan timnya dari tekanan bertubi-tubi Arsenal, terutama di babak pertama.
Baca Juga: "Liga Champions: PSG Lolos ke Final Usai Singkirkan Arsenal"
“Kami Tim Terbaik Musim Ini—Tapi Kami Tersingkir”
Arteta tak ragu menyebut timnya sebagai tim terbaik musim ini di Liga Champions, meskipun harus tersingkir di babak semifinal.
“Saya 100% yakin, tak ada tim yang tampil lebih baik dari kami musim ini. Tapi ini Liga Champions, dan di kompetisi ini, yang menentukan adalah kotak penalti—penyerang dan penjaga gawang. PSG unggul di dua area itu.”
Cedera Parah Tak Jadi Alasan, Tapi Bukti Mentalitas
Dengan skuad yang diganggu cedera, Arteta tetap menyoroti semangat juang timnya yang tampil maksimal meski dalam kondisi sulit.
“Saya sangat bangga dengan para pemain. Dalam konteks kondisi tim yang mungkin terburuk untuk datang ke pertandingan seperti ini, mereka tetap bisa tampil luar biasa. Itu jadi harapan besar untuk masa depan.”
PSG Lebih Tajam, Arsenal Kurang Efisien
Di laga tersebut, Fabian Ruiz membuka keunggulan PSG lewat sepakan yang berbelok arah, diikuti gol kedua dari Achraf Hakimi yang nyaris membunuh peluang Arsenal.
Meski Bukayo Saka membalas satu gol, momen itu tak cukup untuk membalikkan keadaan. Bahkan, Saka sempat membuang peluang emas untuk menyamakan agregat di akhir laga.
Kesimpulannya, bagi Arteta dan Arsenal, kegagalan di semifinal terasa pahit, tapi penuh pembelajaran.
Mereka tampil berani, mendominasi sebagian besar laga, dan menunjukkan bahwa mereka pantas bersaing di level tertinggi Eropa.
Namun seperti kata Arteta, untuk bisa juara di Liga Champions, butuh lebih dari sekadar tampil baik—butuh momen dan ketajaman di dua kotak penalti.
Apakah musim depan Arsenal bisa kembali dan menuntaskan misinya?