
Maresca Bicara Setelah Chelsea Lolos ke Final Conference League
Mansion Sports - Chelsea sukses mengamankan tiket ke final UEFA Conference League usai menang tipis 1-0 atas Djurgarden di Stamford Bridge.
Gol semata wayang dari Kiernan Dewsbury-Hall cukup untuk melengkapi agregat kemenangan dan memastikan The Blues melaju ke partai puncak melawan Real Betis.
Seusai laga, pelatih Enzo Maresca menggelar konferensi pers penuh warna yang mengupas sisi emosional, strategi, hingga harapannya untuk masa depan klub.
"Sekarang kami di final, tinggal satu langkah lagi"
Maresca tak bisa menyembunyikan kebanggaannya atas pencapaian ini.
"Kami bekerja setiap hari untuk mencapai final, dan sekarang kami ada di sana. Langkah selanjutnya adalah mencoba menangkan kompetisi ini. Kami punya 20 hari untuk mempersiapkannya."
Namun sebelum final, fokus Chelsea masih tertuju ke tiga laga Premier League yang disebut Maresca sebagai "tiga final kecil" lainnya.
Baca Juga: "Conference League: Chelsea Lolos ke Final Kalahkan Djurgarden"
"Senang ketemu Betis… meski fans mereka mungkin nggak suka saya!"
Menariknya, lawan yang akan dihadapi Chelsea di final adalah Real Betis, rival dari klub lama Maresca, Sevilla.
"Saya pernah main empat tahun untuk Sevilla, dan derby lawan Betis itu besar. Bahkan kami pernah menang 1-0 dan saya cetak gol. Jadi saya tahu, fans Betis mungkin nggak suka saya."
Namun, justru itulah yang membuat laga final ini semakin spesial—apalagi karena Maresca akan menghadapi pelatih yang ia anggap sebagai mentor: Manuel Pellegrini.
"Pellegrini seperti ayah profesional saya. Saya pernah jadi pemainnya dan juga asistennya selama empat tahun."
"Kami mulai dari play-off, sekarang di final"
Maresca menekankan bahwa perjalanan Chelsea ke final bukanlah jalan pintas.
"Kami bahkan nggak mulai dari fase grup, kami mulai dari babak play-off. Jadi ini penting, bukan hanya untuk tim tapi juga untuk membangun mentalitas juara di klub ini."
Ia melihat Conference League sebagai pijakan awal yang penting untuk masa depan Chelsea yang lebih sukses.
"Reggie itu luar biasa – umur 16 dan main seberani itu"
Salah satu hal yang jadi sorotan adalah penampilan Reggie Walsh, pemain muda berusia 16 tahun yang tampil penuh percaya diri di laga semifinal.
"Saya suka Reggie. Untuk gaya main saya, dia itu sempurna. Cara dia minta bola, main dengan percaya diri... itu luar biasa untuk pemain seumuran dia."
Tapi Maresca tetap menekankan pentingnya pendidikan:
"Besok dia harus sekolah. Saya sudah ingatkan dia. Belajar tetap penting."
"Fans layak jadi yang pertama menangkan semua kompetisi Eropa"
Chelsea bisa menjadi klub pertama yang memenangkan ketiga kompetisi besar UEFA: Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League. Maresca sangat menyadari besarnya makna ini bagi klub dan para pendukung.
"Buat saya pribadi ini penting, tapi yang lebih penting adalah kami bisa jadi klub pertama di Eropa yang menangkan semuanya. Ini buat fans."
"Saya ingin menang, apalagi ini derby spesial buat saya"
Sebagai mantan pemain Sevilla, melawan Betis punya makna emosional tersendiri. Tapi baginya, kemenangan Chelsea jauh lebih penting.
"Saya bertemu istri saya di Sevilla, anak pertama saya lahir di sana. Tapi saya ingin menang final ini. Ini soal membawa kebanggaan untuk klub dan fans."
"Sekarang fokus ke Newcastle dulu"
Terkait persiapan menghadapi final, Maresca tidak mau buru-buru. Ia menekankan pentingnya menjalani satu laga ke laga lain.
"Kami masih punya tiga pertandingan Premier League sebelum final. Yang paling penting sekarang adalah Newcastle. Kami akan pilih 11 pemain terbaik untuk setiap laga."
Dengan nuansa emosional, sentuhan nostalgia, dan keyakinan penuh, Enzo Maresca jelas tidak hanya membawa Chelsea ke final—ia juga membangun fondasi kuat untuk masa depan klub.