Francesco Bagnaia Akui Sudah Merelakan Gelar MotoGP Usai Blunder di Malaysia

Francesco Bagnaia Akui Sudah Merelakan Gelar MotoGP Usai Blunder di Malaysia

Pembalap pabrikan Ducati Francesco Bagnaia mengakui sudah merelakan gelar juara MotoGP musim ini usai melakukan blunder di balap sprint GP Malaysia lalu.

Padahal juara dunia dua kali tersebut mengawali balapan dari posisi pole. Bagnaia lalu yang berada di posisi kedua di belakang Jorge Martin, jatuh di tikungan 9.

Bagnaia lalu bangkit dan berhasil menjuarai balapan utama di Sepang. Namun jarak 29 poin terlalu jauh untuk dikejar pada balapan terakhir di Barcelona.

Pembalap Italia 27 tahun ini pun berhasil menang di sprint dan grand prix di Barcelona. Namun kemenangan tersebut masih belum cukup bagi Bagnaia yang terpaksa merelakan gelar juara dunia ke Martin.

“Saya sudah terima kenyataan setelah sprint race di Malaysia, saya paham bahwa sulit dan berat untuk memenangkan kejuaraan,” kata Bagnaia.

“29 poin cukup sulit, tetapi saya hanya berusaha melakukan yang terbaik, memenangkan semua balapan yang tersisa. Itu adalah yang terbaik yang bisa saya lakukan, tetapi Jorge melakukan pekerjaan yang lebih baik.”

Bagnaia lalu memuji konsistensi Martin sepanjang musim. Padahal Bagnaia meraih 11 kemenangan pada musim ini, yang menempatkannya di jajaran elit pembalap sepanjang masa. Hanya Marc Marquez dan Mick Doohan yang mampu meraih kemenangan lebih banyak dalam satu musim.

Mamun musim ini menjadi sorotan bagi Bagnaia yang kerap melakukan kesalahan. Ia jatuh saat memimpin di sprint GP Barcelona pada Mei lalu, dan gagal finis di Emilia Romagna dan Aragon.

Kesalahan paling fatal terjadi di Malaysia, di mana momen krusial di akhir musim yang membuatnya gagal meraih juara dunia.

"Dalam hal konsistensi, dia lebih baik. Saya rasa dia finis kedua sebanyak 17 atau 18 kali selama musim ini, jadi itu sesuatu yang luar biasa dan dari sisi kami, kami hanya kurang beruntung,” tambah Bagnaia.

“Saya juga membuat beberapa kesalahan, jadi sulit membayangkan memenangkan gelar dengan delapan angka nol.”

“Kami juga mengalahkan jumlah poin dibandingkan musim lalu dengan delapan angka nol [498 vs 467].”

“Jadi saya pikir kami melakukan pekerjaan yang sangat baik dan kami hampir mendominasi balapan dalam hal kemenangan, tetapi ini tidak cukup dan untuk tahun depan saya harus belajar dari musim saya, belajar dari beberapa situasi yang terjadi musim ini.”

"Dalam hal kesalahan, menurut saya yang terjadi di Misano adalah salah satu yang terburuk karena saya dengan mudah finis di posisi ketiga.”

"Yang paling sulit diterima adalah yang terjadi di Malaysia, sejujurnya karena saya tidak melakukan kesalahan apa pun.”

"Saya memasuki tikungan lebih lambat dan mungkin itulah alasan kecelakaan itu. Yang ini yang paling sulit diterima."

Francesco Bagnaia Akui Sudah Merelakan Gelar MotoGP Usai Blunder di Malaysia

Francesco Bagnaia Akui Sudah Merelakan Gelar MotoGP Usai Blunder di Malaysia

Pembalap pabrikan Ducati Francesco Bagnaia mengakui sudah merelakan gelar juara MotoGP musim ini usai melakukan blunder di balap sprint GP Malaysia lalu.

Padahal juara dunia dua kali tersebut mengawali balapan dari posisi pole. Bagnaia lalu yang berada di posisi kedua di belakang Jorge Martin, jatuh di tikungan 9.

Bagnaia lalu bangkit dan berhasil menjuarai balapan utama di Sepang. Namun jarak 29 poin terlalu jauh untuk dikejar pada balapan terakhir di Barcelona.

Pembalap Italia 27 tahun ini pun berhasil menang di sprint dan grand prix di Barcelona. Namun kemenangan tersebut masih belum cukup bagi Bagnaia yang terpaksa merelakan gelar juara dunia ke Martin.

“Saya sudah terima kenyataan setelah sprint race di Malaysia, saya paham bahwa sulit dan berat untuk memenangkan kejuaraan,” kata Bagnaia.

“29 poin cukup sulit, tetapi saya hanya berusaha melakukan yang terbaik, memenangkan semua balapan yang tersisa. Itu adalah yang terbaik yang bisa saya lakukan, tetapi Jorge melakukan pekerjaan yang lebih baik.”

Bagnaia lalu memuji konsistensi Martin sepanjang musim. Padahal Bagnaia meraih 11 kemenangan pada musim ini, yang menempatkannya di jajaran elit pembalap sepanjang masa. Hanya Marc Marquez dan Mick Doohan yang mampu meraih kemenangan lebih banyak dalam satu musim.

Mamun musim ini menjadi sorotan bagi Bagnaia yang kerap melakukan kesalahan. Ia jatuh saat memimpin di sprint GP Barcelona pada Mei lalu, dan gagal finis di Emilia Romagna dan Aragon.

Kesalahan paling fatal terjadi di Malaysia, di mana momen krusial di akhir musim yang membuatnya gagal meraih juara dunia.

"Dalam hal konsistensi, dia lebih baik. Saya rasa dia finis kedua sebanyak 17 atau 18 kali selama musim ini, jadi itu sesuatu yang luar biasa dan dari sisi kami, kami hanya kurang beruntung,” tambah Bagnaia.

“Saya juga membuat beberapa kesalahan, jadi sulit membayangkan memenangkan gelar dengan delapan angka nol.”

“Kami juga mengalahkan jumlah poin dibandingkan musim lalu dengan delapan angka nol [498 vs 467].”

“Jadi saya pikir kami melakukan pekerjaan yang sangat baik dan kami hampir mendominasi balapan dalam hal kemenangan, tetapi ini tidak cukup dan untuk tahun depan saya harus belajar dari musim saya, belajar dari beberapa situasi yang terjadi musim ini.”

"Dalam hal kesalahan, menurut saya yang terjadi di Misano adalah salah satu yang terburuk karena saya dengan mudah finis di posisi ketiga.”

"Yang paling sulit diterima adalah yang terjadi di Malaysia, sejujurnya karena saya tidak melakukan kesalahan apa pun.”

"Saya memasuki tikungan lebih lambat dan mungkin itulah alasan kecelakaan itu. Yang ini yang paling sulit diterima."